12 Desember 2008

TULISAN SISWA


TERBELAKANGNYA PENDIDIKAN ISLAM
oleh : Adzkiya Hikam*

Mungkin sudah jamak diketahui bahwa negara kita,Indonesia,adalah sebuah negara dengan populasi muslim terbesar di dunia.Disana sini banyak kita jumpai muslim yang sedang beraktifitas.Mulai dari seorang pemulung yang tiap hari berkawan dengan sampah sampai seorang direktur perusahaan yang selalu dibalut jas dan pakaian-pakaian mewah.Masjid-masjid besar bertebaran disana-sini.Dari yang dihiasi kapur,sampai yang dihiasi emas di kubahnya.
Tapi begitu diamati,tak semua orang muslim sukses.Malah sebagian besar pemilik perusahaan adalah non-muslim.Para penganut Kristen,Katholik,dsb yang lebih berkuasa di jagad perbisnisan Indonesia.Padahal presiden kita adalah seorang muslim yang taat,yang mempunyai hubungan erat dengan salah satu pondok termasyhur di Indonesia,yaitu: Ponpes Tremas,Pacitan,Jawa Timur.Apa yang salah dengan orang muslim?Apakah dari diri mereka sendiri atau dari pendidikan yang tak bermutu di Indonesia? (Apa hubungan antara paragraf I dan II ?)
Terlepas dari persoalan di atas,penulis berpendapat bahwa rata-rata pendidikan Indonesia rusak karena pengaruh dunia barat.Tak pelak,hal ini menyebabkan keruhnya pikiran murid-murid.Tiap hari mereka menonton televisi tak terkontrol.Banyak tayangan silih berganti memenuhi ruang khayal mereka.Bayangkan,anak berusia 7 tahun (bahkan kurang) sudah mengetahui tentang pergaulan bebas.Malah mereka menggurui orang tua mereka.Sangat kontras dengan negara kita yang mayoritas muslim.
Semua itu tak lepas dari peran orang tua,lingkungan,dan juga teman bermain.Ada yang perhatian orang tua sangat cukup tapi lingkungan dan teman bermain tidak mendukung.Ada lagi yang lingkungan sangat mendukung tapi perhatian orang tua dan teman bermain tidak mendukung.Ada pula yang teman bermain mendukung,tapi lingkungan dan keluarga tidak mendukung.Bahkan yang lebih parah lagi,ketiga unsur tersebut tidak mendukung sama sekali.
Dapat kita bayangkan betapa besar peran ketiga unsur tersebut dalam membentuk manusia yang bermutu,baik dalam hal pendidikan dan kepribadian.
Kita tahu bahwa Islam adalah agama yang paling sempurna yang segala hal diajarkan didalamnya.Tapi mengapa dalam hal ajakan kebaikan,agama lain lebih berpegang teguh pada ajaran pembawa agama mereka.Sebagai contoh,ajaran Hindu-Buddha mengajarkan untuk menghormati orang lain (demikian pula Islam).Tapi kok lebih banyak penganut Hindu-Buddha yang lebih mengindahkan ajaran itu sedangkan orang Islam,hanya segelintir yang paham dam melaksanakannya.Haruskah kita orang Islam berguru pada mereka para Ahlinnaar?

Penulis merasa heran,bagaimana pendidikan Islam sangat jauh tertinggal kalau dulu pernah mencapai masa keemasannya.Jika dibandingkan,muslim zaman dulu sangat mendukung rencana perubahan yang dicanangkan penguasa Dinasti Abbasiyah.Sedangkan sekarang,orang muslim hanya berpikiran untuk menumpuk kekayaan.
Zaman dulu banyak sekali ilmuwan-ilmuwan muslim bermunculan.Mulai dari Ibnu Sina (Avicenna) dengan ilmu kedokterannya,Ibnu Rusyd (Averoes) dengan ilmu gravitasinya,Ibnu Khaldun dengan ilmu sosiologinya,Al -Khawarizmi dengan ilmu aljabarnya,dan masih banyak lagi ilmuwan Islam lain yang mengharumkan nama Islam di dunia ilmu pengetahuan.
Tapi,mengapa justru di zaman sekarang,dimana segala sesuatunya banyak menggunakan teknologi mutakhir,Islam kalah bersaing dengan non-Islam?Seakan-akan Islam tak pernah berkecimpung didalam dunia pengetahuan.
Yang membuat penulis semakin prihatin,mengapa di Indonesia tidak ada tanda-tanda kebangkitan ilmuwan Islam yang signifikan.Apakah ini menjadi tanda-tanda kehancuran Islam,agama yang membawa misi rahmatal lil 'alamin?



*Salah satu kelompok dari:
- Achmad Fajar Shadiq R.
- Sakti Wijanarko
- Dias Indra Agung A. (ketua)
- Eko Bakti Listiawan
- Alfian Sanjaka
- Nufyan Dwi Prayugo
- M.Nabil
- M.Salman Nabil
- Ghifari Husnul Khuluk

Tidak ada komentar: