30 Desember 2008

Meninggalkan 2008, Melangkah di 2009
Pergulatan Menuju Senayan dan Istana

Oleh Anies Baswedan *

Pergulatan menuju Senayan dan Istana 2008 diwarnai putusan MK yang membuat kompetisi politik menjadi aspiratif. Analisis akhir tahun bidang politik (seri terakhir) ditulis oleh Anies Baswedan.

---

Tahun 2008 merupakan tahun di mana aturan main pemilihan umum (pemilu) mengalami revisi. Ada progress untuk membuat sistem pemilu menjadi lebih sesuai aspirasi rakyat. Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi penutup tahun yang sangat baik. Yakni, putusan tentang penentuan calon anggota legislatif (caleg) terpilih hasil Pemilu 2009 berdasar suara terbanyak.

Putusan MK itu mengabulkan uji materi pasal 214 UU No 10/2008 tentang Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Menurut MK, pasal 214 tersebut inkonstitusional karena bertentangan dengan substansi kedaulatan rakyat sebagaimana diatur dalam UUD 1945.

MK mempertimbangkan, ketentuan pasal 214 yang menyatakan bahwa caleg terpilih adalah calon yang mendapat suara di atas 30 persen dari BPP atau menempati nomor urut lebih kecil bertentangan dengan makna substantif dan prinsip keadilan. Sebelum ada putusan MK tersebut, terjadi potensi oligarki partai yang dilanggengkan oleh DPR melalui UU Pemilu.

Putusan MK tersebut juga akan membawa perubahan dalam budaya memilih masyarakat Indonesia. Kecenderungan terjadinya split ticket voter menjadi lebih besar akibat putusan MK tersebut. Seorang pemilih bisa memilih caleg dari partai politik (parpol) yang berbeda-beda untuk setiap tingkat lembaga legislatif.

Misalnya, untuk DPR pusat, memilih caleg dari parpol A. Untuk DPRD provinsi, memilih caleg dari parpol B. Dan untuk DPRD kabupaten, memilih caleg dari parpol C. Cara memilih seperti itu sah menurut undang-undang. Toh, masing-masing surat suara untuk setiap tingkat lembaga legislatif dimasukkan ke dalam kotak suara yang berbeda.

Split ticket voter zaman dulu tidak pernah ada. Pada pemilu-pemilu sebelumnya, seorang pemilih biasanya akan memilih caleg dari parpol yang sama untuk DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten. Dari data Pemilu 1999 dan 2004, terjadinya split ticket voter sangat kecil, meski hal tersebut sudah dimungkinkan.

Sebab, caleg terpilih saat itu didasarkan pada nomor urut, bukan suara terbanyak. Dengan demikian, pemilih cenderung mengutamakan nama parpol daripada nama caleg. Dalam pemilu nanti, pemilih lebih memperhatikan nama caleg dibanding asal partai dalam menentukan pilihan politiknya.

Karena itu, sangat menarik mengamati kecenderungan pemilih melakukan split ticket pada Pemilu 2009. Seandainya split ticket itu benar-benar terjadi pada Pemilu 2009, berarti pemilu di Indonesia mengalami proses pendidikan politik yang luar biasa. Putusan MK memaksa publik melakukan split ticket tersebut.

Partai besar seperti Partai Golkar atau PDIP bisa jadi justru dirugikan dengan terjadinya split ticket. Misalnya, calegnya di tingkat DPRD dipilih, namun caleg yang di tingkat DPR pusat tidak dipilih karena tidak dikenal. Partai besar lebih diuntungkan jika publik tidak melakukan split ticket.

Pemilu 2009 masih akan didominasi parpol lama. Parpol baru yang memiliki potensi untuk berbicara banyak pada pemilu mendatang mungkin hanya Partai Gerindra dan Partai Hanura. Parpol baru lainnya hanya akan menambah daftar partai. Tidak akan mendapat dukungan luas dari publik.

Menuju Istana

Bagaimana konstelasi politik dalam perebutan kursi presiden dan wakil presiden? Tahun 2008 merupakan fase persiapan bagi calon pemimpin yang akan bertarung pada pemilu presiden dan wakil presiden 2009. Hampir bisa dipastikan tidak akan ada nama baru pada 2009.

Nama-nama yang muncul selama 2008 berpotensi lebih besar pada 2009. Nama-nama itu adalah Susilo Bambang Yudhoyono, Megawati Soekarnoputri, Sri Sultan Hamengku Buwono X, dan Prabowo Subianto. Mereka itulah yang selama ini menempati papan atas di berbagai survei polularitas.

Namun, di luar nama-nama tersebut, patut diperhitungkan juga satu nama yang belum dianggap sebagai kandidat, tapi memiliki basis politik yang kuat. Yakni, wakil presiden yang juga Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla.

Selama 2008, semua kandidat masih melakukan testing the water atau uji coba. Sebab, budaya politik di Indonesia masih didominasi budaya instan. Nama-nama yang muncul sekarang merupakan nama-nama wacana, kecuali Presiden Yudhoyono dan Megawati yang masing-masing memiliki porsi pendukung cukup besar. Selain dua tokoh tersebut, saat ini kekuatan masing-masing kandidat belum bisa dinilai. Kekuatan mereka baru bisa diukur menjelang hari pemilihan.

Sebagai gambaran, SBY pada pilpres 2004 tidak muncul dalam berbagai polling yang dilakukan sejumlah lembaga survei. Sebelum itu, SBY hanya menjadi kandidat cawapres terkuat. Bukan kandidat capres. Bukan tidak mungkin pada 2009 terjadi fenomena serupa. Kemungkinan itu tetap terbuka.

Demokrasi

Demokratisasi di Indonesia saat ini ditopang oleh berkembangnya demokrasi di tingkat lokal atau daerah. Yang menjadikan demokrasi langgeng di Indonesia adalah kemampuan demokrasi menghasilkan kebijakan dan langkah-langkah konkret pemerintahan yang sesuai aspirasi masyarakat. Bila demokrasi hanya memuaskan kaum elite, demokrasi tidak akan bertahan lama. Sebaliknya, kalau bisa memuaskan orang banyak, demokrasi akan bisa bertahan. Dalam demokrasi di Indonesia, yang menjadi pilar justru demokrasi di tingkat lokal.

Tahun 2008 menandai berakhirnya proses pemilihan kepala daerah (pilkada) di seluruh wilayah Indonesia, kecuali pemilihan gubernur di Jawa Timur yang masih menyisakan penghitungan ulang di Pamekasan serta pencoblosan ulang di Sampang dan Bangkalan.

Secara umum, seluruh daerah di Indonesia telah menyelesaikan pilkada secara langsung. Meski sebagian orang beropini pilkada ricuh, kenyataan sebenarnya pilkada yang damai lebih banyak terjadi. Yang ricuh hanya di sebagian kecil daerah. Tuntasnya pilkada pada 2009 menjadi fondasi terbesar dalam membangun demokrasi di Indonesia selanjutnya.

*. Anies Baswedan, rektor Universitas Paramadina Jakarta

25 Desember 2008

Kedamaian Hati

Kedamaian Hati Jelita.
Oleh: Rana Firdausi Nuzulia

Hijau itu mendamaikan apa yang kurasakan.
menenangkan apa yang terjadi hari ini
di balik kaca..,kumenerawangnya
dedaunan nan rindang itu kulihat lewat lensa
dan dalam hati ...mendamaikan jiwa ku yang sunyi.
Ketenangan sejati, ingin ku dapat hari ini.
Entah apa sebab ku lihat
celah cahaya menyilang dedaunan alam
hijau itu,melepaskan duka yang ada
dimana,seseorang melihat hati diri semakin resah
tapi.....rasa itu hanya terlukis dalam kelabu jiwa.
Disaat awan mulai berias di angkasa,
dan memancarkan merah emasnya dengan terbuka.....
hati kecilku tersenyum tanpa citra.
Yach !
Mungkin inilah kedamaianku.
Citra alamku menyatu dalam jiwa
bersama hijau alam Illahi ,ku kembali tenang.
Sayup hati ini saat menatapnya


* Siswi kelas X SMK alMunawwariyyah





14 Desember 2008

MENULIS...? KENAPA TIDAK ..!?

Menulis, Terapi yang Menyembuhkan
Oleh: Munawir Aziz*

Menulis pada hakikatnya merupakan aktivitas yang menggerakkan energi imajinatif nan mencerahkan. Akitivitas menulis tak hanya membuat sehat fisik dan mengukuhkan kekuatan jasmaniah, tetapi juga mencemerlangkan kehidupan. Menulis juga menjadi kekuatan untuk bertahan dari gempuran penyakit yang telah berakar dalam tubuh. Maka, dapat kita lacak dalam lanskap aras dunia kepenulisan termaktub nama-nama penulis yang berkarib dengan penyakit, namun tetap bugar.
Hal ini terekam dalam jejak kepenulisan pemikir wanita dari kaum muslim; Fatima Mernissi. Intelektual muslim yang lahir pada 1940 di Maroko ini banyak menulis buku yang melontarkan pertanyaan ''menggugat'' dan mencerahkan. Beberapa karyanya di antaranya, Beyond the Veil, Doing Daily Battle, Woman and Islam, The Forgotten Queens of Islam, Islam and Democracy, Dream of Trespass, dan beberapa yang lain.
Mernissi mengungkapkan bahwa menulis merupakan forum terbaik untuk menumpahkan apa saja yang mengganggu pikiran dan perasaan. Lebih lanjut Fatima Mernissi mewartakan kepada kita bahwa menulis dapat meningkatkan kualitas kesehatan manusia. Menulis secara istiqomah setiap hari lebih baik daripada operasi pengencangan wajah. ''Usahakan menulis setiap hari, niscaya kulit Anda akan menjadi segar kembali akibat kandungan manfaatnya yang luar biasa,'' ungkap Mernissi.
Aktivitas menulis yang getol dengan kajian bahasa dan menganyam kata secara detail dapat menjadikan tubuh ini bebas dari penyakit kronis. Menumpahkan gagasan dalam bentuk teks juga menjadi ''terapi'' yang menyembuhkan berbagai penyakit. Hal ini terekam dalam pengalaman Dahlan Iskan, CEO/Chairman Jawa Pos Group. Dahlan menuliskan pengalaman dan refleksi pribadinya setelah melakukan transpalantasi liver di Tiongkok. Esai-esainya itu kemudian dibukukan dengan judul Ganti Hati (JPBooks, 2007). Kumpulan esai itu menjadi anyaman tulisan yang rapi dan menjadi terapi bagi kesehatan Dahlan Iskan. Spirit kepenulisan yang didedahkan Dahlan Iskan tak hanya menjadi semangat bagi dirinya sendiri, tetapi juga menebar inspirasi bagi orang lain untuk menjadi penulis maupun mengarungi dahsyatnya cobaan kehidupan.
Penulis lain di negeri ini yang meneruskan jejak kreatif di tengah ganasnya virus penyakit adalah Pipiet Senja. Penulis perempuan yang produktif berkarya ini sejak kecil menderita leukimia; kanker darah yang mengancam jiwanya. Di tengah kegalauan akan penyakit yang dideritanya, Pipiet Senja memilih jalan kesunyian dengan membaca dan menulis buku. Pipiet mengisi waktu luangnya dengan menulis jejak kegelisahan dan gagasan yang bertebaran di pikirannya. Walaupun setiap minggu harus transfusi darah untuk penyegaran tubuh, akan tetapi semangat menulisnya tak pernah surut, justru menjadi gelombang ide yang membuatnya asyik menuliskan gagasan. Maka, dapat kita telusuri dalam jejak sejarah penerbitan negeri ini, karya Pipiet Senja telah bertebaran di mana-mana hingga ke pelosok tanah air. Dari pancangan semangat menulis itulah, Pipiet menjadi lebih tegar menghirup napas kehidupan.
Di ranah penulisan dunia, banyak penulis yang hidup di tengah kepungan penyakit ganas. Akan tetapi mereka justru bertahan dan melakukan terapi dengan menjadi penulis brilian. Christine Clifford, misalnya, seorang penulis besar yang mengidap kanker. Di tengah perawatan medis yang harus dijalaninya berbulan-bulan, dengan pancangan semangat yang kokoh, dia terus menulis dan lahirlah buku pertamanya, Not Now...I'm Having a No Hair Day!.
Tak lama kemudian, setelah sukses operasi, buku berikutnya lahir dari rahim gagasannya: Our Family Has Cancer, Too! Kedua buku itu menyabet sejumlah penghargaan dan beroleh sambutan luas publik internasional.
Menghalau Kabut
Dalam jagad intelektual dunia Islam, ada ribuan ulama yang menjadi penulis produktif serta memiliki gagasan cemerlang. Di antaranya Ibn 'Aqil, ulama yang sangat luas pandangannya dan memiliki spirit belajar yang tak pernah redup. ''Saya tidak meninggalkan mencari ilmu kecuali pada dua malam; malam pernikahan saya dan malam kematian orang tua saya,'' ujar Ibn Aqil perihal dunia keilmuan yang dicintainya.
Ibn 'Aqil dilahirkan di Baghdad pada 431 H/1039 M. Pada usia 15 tahun, dia sudah menghafal Alquran. Ketika orang tuanya meninggal pada tahun 447 H/1055, bangsa Saljuk mengepung Baghdad. Ibn Aqil merupakan salah satu ulama yang banyak memiliki guru dan mentor diskusi. Guru-gurunya antara lain Abu al-Thayyib al-Thabari (wafat 450 H/1058), al-Khatib al-Baghdadi (wafat 643 H/1071 M), Abu Ishaq al-Syirazi (wafat 476 H/1083 M), Abu Muhammad al-Tamimi (wafat 488 H/1095 M). Spirit pembelajaran, mendaras teks agama dari berbagai aliran pemikiran dan spirit menulis yang tinggi menjadikan Ibn 'Aqil seorang ilmuan yang luas kajian keilmuannya, elok perangainya, dan menjadi seorang yang tercerahkan.
Konsistensi menulis di tengah penderitaan dan ketekunan menelusuri jejak keindahan Tuhan dari kitab-kitab akan mendapatkan pencerahan dan kecemerlangan kesehatan. Maka, tak salah, apabila Khaled Abou el-Fadl (2002) mengungkapkan bahwa menulis sejatinya merupakan sarana untuk menyibak ''tipuan kabut''. Kabut yang menutupi kecemerlangan berpikir dan kabut tebal yang menyumbat aliran darah di tubuh, hingga menjadikan sakit.
Menulis merupakan agenda menjernihkan kesehatan diri dan tangga menuju kecemerlangan pemikiran.
* Peneliti di Cepdes Jakarta

12 Desember 2008

TULISAN SISWA


TERBELAKANGNYA PENDIDIKAN ISLAM
oleh : Adzkiya Hikam*

Mungkin sudah jamak diketahui bahwa negara kita,Indonesia,adalah sebuah negara dengan populasi muslim terbesar di dunia.Disana sini banyak kita jumpai muslim yang sedang beraktifitas.Mulai dari seorang pemulung yang tiap hari berkawan dengan sampah sampai seorang direktur perusahaan yang selalu dibalut jas dan pakaian-pakaian mewah.Masjid-masjid besar bertebaran disana-sini.Dari yang dihiasi kapur,sampai yang dihiasi emas di kubahnya.
Tapi begitu diamati,tak semua orang muslim sukses.Malah sebagian besar pemilik perusahaan adalah non-muslim.Para penganut Kristen,Katholik,dsb yang lebih berkuasa di jagad perbisnisan Indonesia.Padahal presiden kita adalah seorang muslim yang taat,yang mempunyai hubungan erat dengan salah satu pondok termasyhur di Indonesia,yaitu: Ponpes Tremas,Pacitan,Jawa Timur.Apa yang salah dengan orang muslim?Apakah dari diri mereka sendiri atau dari pendidikan yang tak bermutu di Indonesia? (Apa hubungan antara paragraf I dan II ?)
Terlepas dari persoalan di atas,penulis berpendapat bahwa rata-rata pendidikan Indonesia rusak karena pengaruh dunia barat.Tak pelak,hal ini menyebabkan keruhnya pikiran murid-murid.Tiap hari mereka menonton televisi tak terkontrol.Banyak tayangan silih berganti memenuhi ruang khayal mereka.Bayangkan,anak berusia 7 tahun (bahkan kurang) sudah mengetahui tentang pergaulan bebas.Malah mereka menggurui orang tua mereka.Sangat kontras dengan negara kita yang mayoritas muslim.
Semua itu tak lepas dari peran orang tua,lingkungan,dan juga teman bermain.Ada yang perhatian orang tua sangat cukup tapi lingkungan dan teman bermain tidak mendukung.Ada lagi yang lingkungan sangat mendukung tapi perhatian orang tua dan teman bermain tidak mendukung.Ada pula yang teman bermain mendukung,tapi lingkungan dan keluarga tidak mendukung.Bahkan yang lebih parah lagi,ketiga unsur tersebut tidak mendukung sama sekali.
Dapat kita bayangkan betapa besar peran ketiga unsur tersebut dalam membentuk manusia yang bermutu,baik dalam hal pendidikan dan kepribadian.
Kita tahu bahwa Islam adalah agama yang paling sempurna yang segala hal diajarkan didalamnya.Tapi mengapa dalam hal ajakan kebaikan,agama lain lebih berpegang teguh pada ajaran pembawa agama mereka.Sebagai contoh,ajaran Hindu-Buddha mengajarkan untuk menghormati orang lain (demikian pula Islam).Tapi kok lebih banyak penganut Hindu-Buddha yang lebih mengindahkan ajaran itu sedangkan orang Islam,hanya segelintir yang paham dam melaksanakannya.Haruskah kita orang Islam berguru pada mereka para Ahlinnaar?

Penulis merasa heran,bagaimana pendidikan Islam sangat jauh tertinggal kalau dulu pernah mencapai masa keemasannya.Jika dibandingkan,muslim zaman dulu sangat mendukung rencana perubahan yang dicanangkan penguasa Dinasti Abbasiyah.Sedangkan sekarang,orang muslim hanya berpikiran untuk menumpuk kekayaan.
Zaman dulu banyak sekali ilmuwan-ilmuwan muslim bermunculan.Mulai dari Ibnu Sina (Avicenna) dengan ilmu kedokterannya,Ibnu Rusyd (Averoes) dengan ilmu gravitasinya,Ibnu Khaldun dengan ilmu sosiologinya,Al -Khawarizmi dengan ilmu aljabarnya,dan masih banyak lagi ilmuwan Islam lain yang mengharumkan nama Islam di dunia ilmu pengetahuan.
Tapi,mengapa justru di zaman sekarang,dimana segala sesuatunya banyak menggunakan teknologi mutakhir,Islam kalah bersaing dengan non-Islam?Seakan-akan Islam tak pernah berkecimpung didalam dunia pengetahuan.
Yang membuat penulis semakin prihatin,mengapa di Indonesia tidak ada tanda-tanda kebangkitan ilmuwan Islam yang signifikan.Apakah ini menjadi tanda-tanda kehancuran Islam,agama yang membawa misi rahmatal lil 'alamin?



*Salah satu kelompok dari:
- Achmad Fajar Shadiq R.
- Sakti Wijanarko
- Dias Indra Agung A. (ketua)
- Eko Bakti Listiawan
- Alfian Sanjaka
- Nufyan Dwi Prayugo
- M.Nabil
- M.Salman Nabil
- Ghifari Husnul Khuluk

KONTRADIKSI DIALOG ANTAR PASANGAN

Masa sebelum pernikahan

Cowok : Akhirnya aku sudah menunggu saat ini tiba sejak lama
Cewek : Apakah kau rela kalau aku pergi ?
Cowok : Tentu Tidak!! Jangan pernah kau berpikiran seperti itu
Cewek : Apakah Kau mencintaiku ??
Cowok : Tentu !! Selamanya akan tetap begitu
Cewek : Apakah kau pernah selingkuh ??
Cowok : Dulu iya. Tapi sekarang, tak akan pernah melakukan hal itu lagi
Cewek : Maukah kau menciumku ??
Cowok : Ya ...

Cewek: Sayangku....
Setelah lima tahun pernikahan, baca percakapan tersebut, dari bawah ke atas.

07 Desember 2008

MISTERI '11'

MISTERI ANGKA SEBELAS


Bayangkan lalu cermati!
1) New York City memiliki 11 huruf.
2) Afghanistan memiliki 11 huruf.
3) Ramsin Yuseb (terroris yang menyerang twin tower pada 1993) memiliki 11 huruf.
4) George W Bush memiliki 11 huruf.
5) Twin tower membentuk angka 11.

Mungkin itu sebuah kebetulan, tetapi coba lihat :
1) New York adalah negara bagian ke 11
2) Pesawat pertama yang menabrak Twin Tower memiliki nomor penerbangan 11.
3) Pesawat itu mengangkut 92 penumpang, 9+2 = 11.
4) Pesawat 1 lagi yang menabrak Twin Tower mengangkut 65 penumpang, 6+5= 11.
5) Tragedi itu terjadi pada 11 September, 9/11, 9+1+1 = 11
6) Tanggalnya sama dengan pelayanan darurat Amerika yaitu 911, 9+1+1 = 11.

Masih kebetulan? Baca ini lagi untuk membangkitkan pemikiran kamu :
1) Kejadian ini adalah kecelakaan pesawat ke 254, 2+5+4 = 11.
2) September 11 adalah hari ke 254 dlm tahun itu, 2+5+4 = 11.
3) Pemboman Madrid terjadi pada tgl 3/11/2004, 3+1+1+2+4 = 11.

Masih kebetulan, Nah sekarang adalah bukti yang paling mantap :
The most recognized symbol for the US , after the Stars & Stripes, is the Eagle. The following verse is taken from the Quran, the Islamic holy book:"For it is written that a son of Arabia would awaken a fearsome Eagle. The wrath of the Eagle would be felt throughout the lands of Allah, while some of the people trembled in despair still more rejoiced: for the wrath of the Eagle cleansed the lands of Allah and there was peace."That verse is number 9.11 of the Quran.

Masih tidak percaya? Silakan coba yang ini, akan membuat bulumu berdiri :
Buka Microsoft Word dan lakukan seperti yang dibawah :
1. Ketik Q33 NY, ini adalah nomor penerbangan pesawat pertama yang menabrak Twin Towers .
2. Highlight/Terangkan Q33 NY.
3. Ganti ukuran Font menjadi 48.
4. Ganti jenis Font menjadi WINGDINGS 1
APA YANG KAMU LIHAT ????

02 Desember 2008

TUHAN SEMBILAN SENTI

Tuhan Sembilan Senti
Oleh: Taufiq Ismail
Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok,tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,Di sawah petani merokok, di pabrik pekerja merokok, di kantor pegawai merokok, di kabinet menteri merokok, di reses parlemen anggota DPR merokok, di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok, hansip-bintara- perwira nongkrong merokok, di perkebunan pemetik buah kopi merokok, di perahu nelayan penjaring ikan merokok, di pabrik petasan pemilik modalnya merokok, di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu- na'im sangat ramah bagi perokok,tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok, di ruang kepala sekolah ada guru merokok, di kampus mahasiswa merokok, di ruang kuliah dosen merokok, di rapat POMG orang tua murid merokok, di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya apakah ada buku tuntunan cara merokok,Di angkot Kijang penumpang merokok, di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk orang bertanding merokok, di loket penjualan karcis orang merokok, di kereta api penuh sesak orang festival merokok, di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok, di andong Yogya kusirnya merokok, sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok,tapi tempat cobaan sangat berat bagi orang yang tak merokok,Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,Di pasar orang merokok, di warung Tegal pengunjung merokok, di restoran di toko buku orang merokok, di kafe di diskotik para pengunjung merokok,Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan abab rokok, bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita di kamar tidur ketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok,Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul saling menularkan HIV-AIDS sesamanya, tapi kita tidak ketularan penyakitnya. Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok di kantor atau di stopan bus, kita ketularan penyakitnya. Nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS,Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia,dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu, bisa ketularan kena,Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok, di apotik yang antri obat merokok, di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok, di ruang tunggu dokter pasien merokok, dan ada juga dokter-dokter merokok,Istirahat main tenis orang merokok, di pinggir lapangan voli orang merokok, menyandang raket badminton orang merokok, pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok, panitia pertandingan balap mobil, pertandingan bulutangkis, turnamen sepakbola mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok,Di kamar kecil 12 meter kubik, sambil 'ek-'ek orang goblok merokok, di dalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh orang goblok merokok, di ruang sidang ber-AC penuh, dengan cueknya, pakai dasi, orang-orang goblok merokok,Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu- na'im sangat ramah bagi orang perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh, duduk sejumlah ulama terhormat merujuk kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa. Mereka ulama ahli hisap. Haasaba, yuhaasibu, hisaaban. Bukan ahli hisab ilmu falak, tapi ahli hisap rokok. Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselip berhala-berhala kecil, sembilan senti panjangnya, putih warnanya, ke mana-mana dibawa dengan setia, satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya,Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang, tampak kebanyakan mereka memegang rokok dengan tangan kanan, cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri. Inikah gerangan pertanda yang terbanyak kelompok ashabul yamiin dan yang sedikit golongan ashabus syimaal?Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu. Mamnu'ut tadkhiin, ya ustadz. Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz. Kyai, ini ruangan ber-AC penuh. Haadzihi al ghurfati malii'atun bi mukayyafi al hawwa'i. Kalau tak tahan, di luar itu sajalah merokok. Laa taqtuluu anfusakum.Min fadhlik, ya ustadz. 25 penyakit ada dalam khamr. Khamr diharamkan. 15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi). Daging khinzir diharamkan. 4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok. Patutnya rokok diapakan?Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz. Wa yuharrimu 'alayhimul khabaaith. Mohon ini direnungkan tenang-tenang, karena pada zaman Rasulullah dahulu, sudah ada alkohol, sudah ada babi, tapi belum ada rokok.Jadi ini PR untuk para ulama. Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok, lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan, jangan,Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini. Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu, yaitu ujung rokok mereka. Kini mereka berfikir. Biarkan mereka berfikir. Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap, dan ada yang mulai terbatuk-batuk,Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini, sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok. Korban penyakit rokok lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas, lebih gawat ketimbang bencana banjir, gempa bumi dan longsor, cuma setingkat dibawah korban narkoba,Pada saat sajak ini dibacakan, berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita, jutaan jumlahnya, bersembunyi di dalam kantong baju dan celana, dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna, diiklankan dengan indah dan cerdasnya,Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri, tidak perlu ruku' dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini, karena orang akan khusyuk dan fana dalam nikmat lewat upacara menyalakan api dan sesajen asap tuhan-tuhan ini,Rabbana, beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.

19 November 2008

Ujian Tengah Semester SMK


Ujian Tengah Semester
SMK alMunawwariyyah

1. أَيُّ سَاعَةٍ الآنَ ؟ (9:30)
2. هَلِ اْلآنَ التَّاسِعَةُ وَالرُّبْعُ ؟ (8:45)
3. أَيُّ اْليَوْمِ الآنَ ؟
4. ماَذاَ تَعْمَلُ الآنَ ؟
5. أُذْكُرْ أَسْمَاءَ اْلأَياَّمَ فِي اْلأُسْبُوْعِ !
6. تَرْجِمْ وَاكْتُبْ بِالْكَلِمَةِ اْلعَرَبِيَّةِ :

a. Saya melihat 17 anak perempuan di dalam kelas
b. Di dalam musalla, ada 17 anak laki-laki.
c. Tulislah angka 1 s/d 20, dengan kalimat Arab untuk mudzakkar dan muannas.

***

Keterangan
Kumpulkan hari Jum’at pagi (21/11/2008), jam 7:15, melaluiu ketua kelas.
Gunakan buku latihan bahasa Arab untuk mengerjakan tugas tersebut.
Jangan lupa, di pojok kanan atas lembaran tempat jawaban, harus dicantumkan nama lengkap sesuai dengan absen.
Nilai akan dijadikan penulisan di rapot.

16 November 2008

GOOD LUCK FOR ALL

Sebagai upaya kerjasama antara para guru dan walimurid SMK Al-Munawwariyyah yang berdiri baru "seusia jagung", pihak manajemen lembaga berinisiatif mengadakan acara 'temu guru dan walimurid'. Acara ini akan diselenggarakan pada tanggal 23 November 2008, di gedung SMK Al-Munawwariyyah. Good Luck For All...!

08 November 2008

BERSAMA MENCERDASKAN BANGSA

Tiga Komponen Pendidikan:
Bersama Mencerdaskan Bangsa
Oleh: Zulfan Syahansyah*



Di sebuah koran Pendidikan, beberapa waktu lalu penulis telah kemukakan mulianya profesi sebagai guru dalam artikel “Sertifikasi: Upaya Timbal Balik Antara Guru dan Pemerintah”. Inti tulisan mengajak jajaran guru untuk terus meningkatkan profesionalisme pribadi dan pengajarannya. Hal ini sebagai upaya meningkatkan citra ’pendidik’ di mata masyarakat yang senpat ternoda akibat ulah sebagian kecil oknum.
Kaitannya dengan pencitraan, hemat penulis: ternyata tidak cukup, karenanya tidak bisa menciptakan opini positif tanpa bantuan semua pihak. Dalam hal ini, kalangan pers turut berperan penting membentuk wacana pendidikan dan pengajaran. Sebagai profesi pencari berita, wartawan secara tak langsung telah membentuk wacana di tengah masyarakat tentang segala hal yang diberitakan. Termasuk masalah kependidikan.
Seperti kita maklumi bersama, di era informasi seperti saat ini, peran pemberitaan media sangat sensitif; antusias masyarakat cukup tinggi menaggapi kabar media seputar masalah kehidupan. Satu kasus yang diberitakan media, tak jarang menjadi standar untuk menilai hal serupa, meski pada hakekatnya berbeda.
Berita penganiayaan murid oleh oknum guru di sebuah sekolah misalnya, dapat membentuk paradigma: semua sekolah berpotensi bisa ”menganiaya” para siswa. Dampak yang kemudian terasa, tak sedikit wali murid antipati dan penuh rasa curiga setiap kali anaknya melapor telah dihukum sang guru di sekolah. Maka tak ayal, jajaran guru dituntut semakin waspada menghindari urusan-urusan non-academic dengan kalangan walisiswa yang kian merapatkan barisan untuk ”mengintai” keteledoran guru.
Demo para orangtua murid menuntut mundur guru, kasus guru yang dilaporkan ke aparat, merupakan contoh perkara non-academic antara pendidik dan orangtua murid. Dus, realita ini menjadi indikator renggangnya komunikasi yang sejatinya terjalin harmonis antara kedua belah pihak. Bagaimanapun, kerjasama pihak pendidik dan orangtua mutlak dibutuhkan untuk perkembangan anak didik.
Jika harmonisasi hubungan antara walisiswa dan guru sudah tak terjalin lagi, yang nampak jelas sebagai ”korban” adalah anak didik. Pihak guru, yang penting sudah mejalankan kewajiban mengajar: memenuhi target materi pengajaran siswa, selesai. Tentang sisi pendidikan lainnya, masabodo. Sementara pihak orangtua murid, yang penting kewajiban bulanan sudah dibayar, tak ubahnya pembeli jasa, guru dituntut untuk memperlakukan anaknya seperti halnya pembantu mereka melayani sang anak majikan.
***

”Guru siksa murid: Kembali Terjadi”, ”Lagi-lagi Siswa Dianiyaya Guru”, ”Karena Mencuri, Siswa dihajar Guru”. Demikian headline pemberitaan seputar kasus kependidikan di banyak koran. Hampir setiap hari publik disuguhi paradigma tak sedap ”racikan” para pewarta yang selalu diburu setoran berita. Dengan kelihaian dan profesionalisme wartawan, perkara ringan bisa disulap menjadi kasus dahsyat. Penyusunan kata menjadi kalimat, serta pemilihan judul tulisan adalah kosmetika pemberitaan agar laku di pasaran.
Dalam banyak akhbar tentang kasus ”penyiksaan” siswa oleh guru, tak jarang pewarta penyimpulkan idealnya pendidikan. Para pencari berita ini lupa, bahwa mengajar dan mendidik adalah tugas sehari-hari guru. Sebagai profesi, tentu saja seorang guru lebih mengenal siswanya: siapa yang perlu dididik lembut, atau sedikit keras. Dalam keseharian, kegiatan guru berkumpul dengan peserta didiknya, maka pasti guru tahu perkembangan siswanya jauh melampaui apa yang diketahui para pencari berita di jalanan.
Mestinya, para pewarta menyadari hal ini. Terlalu naif jika lantas menyimpulkan ’penganiayaan’ saat didengar ada murid yang dipukul gurunya, tanpa tahu dengan seksama duduk permasalahannya. Jangan menciptakan image: seolah-olah murid menjadi pihak yang lemah, rawan tertindas; sementara guru tergambar sebagai kelompok yang semena-mena. Hingga segala aktifitas kepengajaran kudu dipantau dan diawasi.
Sepertinya, menjadi guru adalah sebuah profesi baru seiring dengan adanya sertivikasi. Tidak sedikit kita yang melupakan: pengetahuan serta keterampilan yang saat ini ada dan berkembang, tak lain karena taburan benih-benih pengetahuan yang ditabur oleh para guru kita. Elit pemerintah yang sekarang menjabat, dulu juga menjadi siswa. Bukankah profesi wartawan juga hasil keringat guru? Tanpa jasa guru-guru terdahulu, apa mungkin kita bisa meraih keberhasilan seperti saat ini?
Tanpa mengurangi nilai profesi pewarta, penulis hanya mengingatkan: meningkatkan mutu pendidikan untuk bersama mencerdaskan bangsa adalah tugas semua komponen bangsa. Wartawan tak lain bagian dari masyarakat. Sedangkan masyarakat merupakan satu dari tiga komponen pendidikan: keluarga, sekolah dan masyarakat sendiri.
Tiga komponen inilah yang mestinya perupaya untuk bersama-sama menciptakan suasana pendidikan yang kondusif. Bukan malah sebaliknya: image pendidikan di masyarakat bobrok; kepercayaan walimurid kepada guru kian menipis; dan jajaran guru, sebagai akibat dari kondisi ini, menjadikan sekolah tak lebih sebagai lahan mata pencaharian. Jika ini yang terjadi, bagaimana nasib pendidikan bangsa? Apa reaksi kita saat generasi mendatang menjadikan sekolah di luar negeri sebagai standar kualitas pendidikan dan pengajaran?

* Pengurus sekaligus guru di
Yayasan PP. Al-Munawwariyyah Bululawang Malang


18 Oktober 2008

BAHASA AL-QUR'AN: ANTARA LINGUISTIK DAN KULTURAL

BAHASA AL-QUR’AN:ANTARA LINGUISTIK DAN KULTURAL

Oleh: Zulfan SyahansyahI.

PENDAULUAN

Islam sebagai agama yang terakhir, karena –dalam aqidah Islam– tidak ada lagi agama sesudahnya, telah Allah turunkan pertama kali di Jazirah Arabia, tepatnya di tanah Makkah pada 14 abad yang lalu. Ia diturunkan untuk umat manusia melalui utusan terakhir-Nya, Muhammad bin Abdullah yang juga asli keturunan bangsa Arab. Karenanya, wahyu yang diturankan berupa Al-Qur’an menggunakan bahasa Arab. Sebab, tidak logis jika Allah SWT. mewahyukan ajaran Islam menggunakan bahasa non-Arab. Ini ditegaskan dalam AlQur’an, “Dan Jikalau kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?" apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: "Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi mereka mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh".(QS:41.44). Meski demikian, kita wajib mengimani bahwa Al-Qur’an adalah petunjuk bagi umat Islam di seantero alam; bukan hanya orang Arab an-sich, “Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya , supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang dia kehendaki. dan Dia-lah Tuhan yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana”(QS:14.4)***Di tengah “perang” wacana Arabisasi Islam antara kelompok muslim liberal dan literal, kita tetap harus objektif dalam menilai Arab. Jika ada yang merelatifkan penggunaan bahasa Arab sebagai media penyampai dalam Al-Qur’an, dikarenakan Nabi Muhammad adalah orang Arab, seyogyanya ia tidak mencukupkan “kekritisan”nya hanya sampai disini. Kenapa Allah lahirkan Muhammad melalui rahim seorang Aminah; wanita berkebangsaan keturunan Arab? Kenapa tidak melalui wanita-wanita lain; wanita Yunani, Romawi, Cina, atau India? Bukankah pada 14 abad yang lalu peradaban bangsa Arab jauh tertinggal dibandingkan empat bangsa di atas? Jika jawabannya agar Islam menjadi sebuah peradaban yang baru, karenanya harus diturunkan di tengah komunitas berperadaban rendah, maka masih banyak pada waktu itu bangsa yang jauh lebih katrok dari bangsa Arab! Jadi, semestinya kita berfikir lebih arif. Pasti ada hikmah di balik skenario Allah menjadikan Muhammad sebagai sosok berkebangsaan Arab.Untuk menilai sebuah komunitas, tidak cukup hanya membaca karya-karya tulis, atau menyaksikan film, apalagi hanya mendengar cerita tanpa mengetahui secara pasti karakteristik penduduk setempat. Demikian halnya saat kita ingin menilai Arab sebagai peradaban. Untuk tidak sekedar mencaci-maki atau berapologi. Saat ini yang terjadi, banyak muslim non-Arab yang mengaku sebagai pemikir Islam, dengan jargon ‘Menyegarkan Pemahaman Islam’, kemudian mementahkan makna Arab sebagai tempat transit Islam pertamakali sebelum tersebar kepada umat manusia di penjuru alam. Padahal, mereka yang merelativkan “Arab”, saat di tanah Arab –jika memang pernah– secara eksplisit tidak pernah melakukan penelitian tentang “kenapa Al-Qur’an menggunakan bahasa Arab?” Jika terjawab, tidak akan lebih dari sekedar replay: karena Nabi Muhammad orang Arab. Sekali lagi, tidak lebih.Dan sampai saat inipun masih belum ada hasil penelitian yang bisa menjawab secara empiris; kenapa Allah memilih Rasul-Nya dari kalangan bangsa Arab? Ada apa dengan peradaban, dalam hal ini bahasa Arab dan kebudayaannya; kemarin, hari ini dan esok? Mestinya, jika mengaku pemikir Islam, apalagi cinta, buktikan dengan mencoba tinggal (untuk sementara) di Makkah, kota kelahiran Muhammad dan Islam. minimal untuk mengetahui bagaimana tanah Arab, khususnya Makkah dan Madinah, serta watak penduduk setempat.

***

AL-QUR’AN

“Kitab (Al-Qur’an) ini, tidak ada keraguan di dalamnya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” Demikian terjemahan Al-Qur’an (QS. 2:2), sebagai penegas bagi orang-orang yang bertaqwa; bahwa tidak akan pernah ada kesalahan dalam al-Qur’an, baik secara harfiah atau kandungan ajarannya untuk dijadikan pedoman dalam menjalankan kehidupan di dunia. Sebagai mukjizat Nabi Muhammad, Al-Qur’an terbukti, dan harus kita yakini akan selalu otentik sepanjang zaman. Secara bahasa, Al-Qur’an berarti “bacaan sempurna”. Kesempurnaannya dapat kita tinjau dari beberapa aspek, yang sekiranya dibandingkan dengan bacaan-bacaan lainnya, tidak akan ada alasan untuk menafikan kesempurnaanya. Prof. Dr. M. Quraish Shihab, dalam bukunya Wawasan Al-Qur’an, menuturkan beberapa aspek yang menjadi sebagian dari mukjizat Al-Qur’an: Pertama, Al-Quran adalah bacaan ratusan juta orang bahkan milyaran sejak awal pembukuannya; bukan saja bagi yang mengerti, tapi juga “enak” dibaca oleh mereka yang tidak mengerti artinya dan atau tidak dapat menulis dengan aksaranya. Bahkan dihafal huruf demi huruf oleh orang dewasa, remaja, dan anak-anak. Kedua, Tiada bacaan melebihi Al-Quran dalam perhatian yang diperolehnya, bukan saja sejarahnya secara umum, tetapi ayat demi ayat, baik dari segi masa, musim, dan saat turunnya, sampai kepada sebab-sebab serta waktu-waktu turunnya. Tiada bacaan seperti Al-Quran yang dipelajari bukan hanya susunan redaksi dan pemilihan kosakatanya, tetapi juga kandungannya yang tersurat, tersirat bahkan sampai kepada kesan yang ditimbulkannya. Semua dituangkan dalam jutaan jilid buku, generasi demi generasi. Kemudian apa yang dituangkan dari sumber yang tak pernah kering itu, berbeda-beda sesuai dengan perbedaan kemampuan dan kecenderungan mereka, namun semua mengandung kebenaran. Al-Quran layaknya sebuah permata yang memancarkan cahaya yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandang masing-masing. Tiada bacaan seperti Al-Quran yang diatur tatacara membacanya, mana yang dipendekkan, dipanjangkan, dipertebal atau diperhalus ucapannya, di mana tempat yang terlarang, atau boleh, atau harus memulai dan berhenti, bahkan diatur lagu dan iramanya, sampai kepada etika membacanya. Adakah buku bacaan atau kitab suci yang menyerupai Al-Qur’an dari aspek-aspek tersebut?

ARAB DAN KEUTAMAAN

Ust. Ahmad Sarwat, Lc saat menjawab pertanyaan prihal alasan turunnya Islam di Jazirah Arab, di situs ‘era muslim’ mengatakan: sedikitnya ada dua sebab mendasar yang bisa dijadikan alasan untuk hal tersebut: aspek kultur dan budaya Arab, serta faktor intrinsik bahasa Arab itu sendiri yang menurut para pakar bahasa memiliki keutamaan-keutamaan yang tidak dijumpai pada bahasa lainnya. A. Aspek Kultur dan Kebudayaan1. Tempat Rumah Ibadah PertamaTanah Syam (Palestina) merupakan negeri para nabi dan rasul. Hampir semua nabi yang pernah ada di tanah itu. Sehingga hampir semua agama dilahirkan di tanah ini. Yahudi dan Nasrani adalah dua agama besar dalam sejarah manusia yang dilahirkan di negeri Syam. Namun sesungguhnya rumah ibadah pertama di muka bumi justru tidak di Syam, melainkan di Jazirah Arabia. Yaitu dengan dibangunnya rumah Allah (Baitullah) yang pertama kali di tengah gurun pasir jazirah arabia.Rumah ibadah pertama itu menurut riwayat dibangun jauh sebelum adanya peradaban manusia. Adalah para malaikat yang turun ke muka bumi atas izin Allah untuk membangunnya. Lalu mereka bertawaf di sekeliling ka'bah itu sebagai upaya pertama menjadikan rumah itu sebagai pusat peribadatan umat manusia hingga hari kiamat menjelang.Ketika Adam as diturunkan ke muka bumi, beliau diturunkan di negeri yang sekarang dikenal dengan India. Sedangkan isterinya diturunkan di dekat ka'bah. Lalu atas izin Allah keduanya dipertemukan di Jabal Rahmah, beberapa kilometer dari tempat dibangunnya ka'bah.Maka jadilah wilayah sekitar ka'bah itu sebagai tempat tinggal mereka dan ka'bah sebagai tempat pusat peribadatan umat manusia. Dan di situlah seluruh umat manusia berasal dan di tempat itu pula manusia sejak dini sudah mengenal sebuah rumah ibadah. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:“Sesungguhnya rumah yang pertama dibangun untuk manusia beribadah adalah rumah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkati dan menjadi petunjuk bagi manusia.” (QS. Ali Imran: 96)2. Kawasan strategisBila kita cermati peta dunia, kita akan mendapati adanya banyak benua yang menjadi titik pusat peradaban manusia. Dan Jazirah Arabia terletak di antara tiga benua besar yang sepanjang sejarah menjadi pusat peradaban manusia. Sejak masa Rasulullah SAW, posisi jazirah arabia adalh posisi yang strategis dan tepat berada di tengah-tengah dari pusat peradaban dunia. Bahkan di masa itu, bangsa Arab mengenal dua jenis mata uang sekaligus, yaitu dinar dan dirham. Dinar adalah jenis mata uang emas yang berlaku di Barat yaitu Romawi dan Yunani. Dan Dirham adalah mata uang perak yang dikenal di negeri timur seperti Persia. Dalam literatur fiqih Islam, baik dinar maupun dirham sama-sama diakui dan dipakai sebagai mata uang yang berlaku.Ini menunjukkan bahwa jazirah arab punya akses yang mudah baik ke barat maupun ke timur. Bahkan ke utara maupun ke selatan, yaitu Syam di utara dan Yaman di Selatan. Dengan demikian, ketika Muhammad SAW diangkat menjadi nabi dan diperintahkan menyampaikannya kepada seluruh umat manusia, sangat terbantu dengan posisi Jazirah Arabia yang memang sangat strategis dan tepat berada di pertemuan semua peradaban.Kita tidak bisa membayangkan bila Islam diturunkan di wilayah kutub utara yang dingin dan jauh dari mana-mana. Tentu akan sangat lambat sekali dikenal di berbagai peradaban dunia. Juga tidak bisa kita bayangkan bila Islam diturunkan di kepulauan Irian yang jauh dari peradaban manusia. Tentu Islam hingga hari ini masih mengalami kendala dalam penyebaran.Sebaliknya, jazirah arabia itu memiliki akses jalan darat dan laut yang sama-sama bermanfaat. Sehingga para dai Islam bisa menelusuri kedua jalur itu dengan mudah. Sehingga di abad pertama hijriyah sekalipun, Islam sudah masuk ke berbegai pusat peradaban dunia. Bahkan munurut HAMKA, di abad itu Islam sudah sampai ke negeri nusantara ini. Dan bahkan salah seorang shahabat yaitu Yazid bin Mu'awiyah ikut dalam rombongan para dai itu ke negeri ini dengan menyamar.3. Kesucian Bangsa ArabStigma yang selama ini terbentuk di benak tiap orang adalah bahwa orang Arab di masa Rasulullah SAW itu jahiliyah. Keterbelakangan teknologi dan ilmu pengetahuan dianggap sebagai contoh untuk menjelaskan makna jahiliyah. Padahal yang dimaksud dengan jahiliyah sesungguhnya bukan ketertinggalan teknologi, juga bukan kesederhanaan kehidupan suatu bangsa. Jahiliyah dalam pandangan Qur’an adalah lawan dari Islam. Maka hukum jahiliyah adalah lawan dari hukum Islam. Kosmetik jahiliyah adalah lawan dari kosmetik Islam. Semangat jahiliyah adalah lawan dari semangat Islam.Bangsa Arab memang sedikit terbelakang secara teknologi dibandingkan peradaban lainnya di masa yang sama. Mereka hidup di gurun pasir yang masih murni dengan menghirup udara segar. Maka berbeda dengan moralitas maknawiyah bangsa lain yang sudah semakin terkotori oleh budaya kota, maka bangsa Arab hidup dengan kemurnian nilai kemanusiaan yang masih asli.Maka sifat jujur, amanah, saling menghormati dan keadilan adalah ciri mendasar dari watak bangsa yang hidup dekat dengan alam. Sesuatu yang telah sulit didapat dari bangsa lain yang hidup di tengah hiruk pikuk kota. Sebagai contoh mudah, bangsa Arab punya akhlaq mulia sebagai penerima tamu. Pelayanan kepada seorang tamu yang meski belum dikenal merupakan bagian dari harga diri seorang Arab sejati. Pantang bagi mereka menyia-nyiakan tamu yang datang. Kalau perlu semua persediaan makan yang mereka miliki pun diberikan kepada tamu. Pantang bagi bangsa Arab menolak permintaan orang yang kesusahan. Mereka amat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang paling dasar.Ketika bangsa lain mengalami degradasi moral seperti minum khamar dan menyembah berhala, bangsa Arab hanyalah menjadi korban interaksi dengan mereka. 360 berhala yang ada di sekeliling ka'bah tidak lain karena pengaruh interaksi mereka dengan peradaban Barat yang amat menggemari patung. Bahkan sebuah berhala yang paling besar yaitu Hubal, tidak lain merupakan sebuah patung yang diimpor oleh bangsa Arab dari peradaban luar. Maka budaya paganisme yang ada di Arab tidak lain hanyalah pengaruh buruk yang diterima sebagai imbas dari pergaulan mereka dengan budaya Romawi, Yunani dan Yaman. Termasuk juga minum khamar yang memabukkan, adalah budaya yang mereka import dari luar peradaban mereka. Namun sifat jujur, amanah, terbuka dan menghormati sesama merupakan akhlaq dan watak dasar yang tidak bisa hilang begitu saja. Dan watak dasar seperti ini dibutuhkan untuk seorang dai, apalagi generasi dai pertama.Mereka tidak pernah merasa perlu untuk memutar balik ayat Allah sebagaimana Yahudi dan Nasrani melakukannya. Sebab mereka punya nurani yang sangat bersih dari noda kotor. Yang mereka lakukan adalah taat, tunduk dan patuh kepada apa yang Allah perintahkan. Begitu cahaya iman masuk ke dalam dada yang masih bersih dan suci, maka sinar itu membentuk proyeksi iman dan amal yang luar biasa. Berbeda dengan bani Israil yang dadanya sesat dengan noda jahiliyah, tak satu pun ayat turun kecuali ditolaknya. Dan tak satu pun nabi yang datang kecuali didustainya.Bangsa Arab tidak melakukan hal itu saat iman sudah masuk ke dalam dada. Maka ending sirah nabawiyah adalah ending yang paling indah dibandingkan dengan nabi lainnya. Sebab pemandangannya adalah sebuah lembah di tanah Arafah di mana ratusan ribu bangsa Arab berkumpul melakukan ibadah haji dan mendengarkan khutbah seorang nabi terakhir. Sejarah rasulullah berakhir dengan masuk Islamnya sebagian besar bangsa Arab di sekeliling nabi. Bandingkan dengan sejarah Kristen yang berakhir dengan terbunuhnya (diangkat) sang nabi. Atau Yahudi yang berakhir dengan pengingkaran atas ajaran nabinya. Hanya bangsa yang hatinya masih bersih saja yang mampu menjadi tiang pancang peradaban manusia dan titik tolak penyebar agama terakhir ke seluruh penjuru dunia.B. Aspek BahasaSecara historis, bahasa Arab adalah termasuk salah satu dari rumpun bahasa Semit, yang meliputi bahasa-bahasa Babilonia, Asyuria, Aramy, Ibrani, Yaman Lama, Habsyi Semit dan bahasa Arab itu sendiri. Ketiga bahasa yang pertama telah lenyap, demikian pula sebagian dari bahasa-bahasa Yaman Lama. Sedangkan tiga yang terakhir masih ada, tapi bahasa Arab adalah yang paling menonjol dan paling luas tersiar dan tersebar. Realita inilah yang menjadi salah satu penyebab keunggulan bahasa Arab dari bahasa lainnya; sampai saat ini masih “hidup” dan menjadi alat berkomunikasi resmi, setidaknya oleh masyarakat yang tinggal di kawasan Jazirah Arab dan Asia TengahSecara temporal, konteks yang penulis maksud dengan keutamaan bahasa Arab sebagai linguistik yang dipakai untuk sebuah kitab (bacaan) suci adalah saat masa penurunan Al-Qur’an. Dalam hal ini, Al-Biruni, salah seorang ilmu¬wan non-Arab berpendapat, seperti yang ditulis oleh Budhy Munawwar Rahcman: bahwa menulis ilmu harus dalam bahasa Arab. Hal ini karena memang wak¬tu itu tidak ada bahasa yang bisa memuat ilmu pengetahuan selain bahasa Arab, sebanding dengan bahasa Inggris dalam perannya di zaman modern. Banyak dalil dari Al-Qur’an yang mengungkap alasan kenapa ia turun dengan menggunakan bahsa Arab. Diantaranya; QS. 12: 2, 14: 4, 13: 37, 44: 58, dan 46 : 12. Boleh dikata, hampir semua ayat tersebut menyatakan, bahwa Al-Qur’an itu diturunkan dalam “bahasa Arab”. Adalah keliru jika karena Allah menurunkan Al-Quran ke dalam bahasa Arab kemudian dikatakan “tidak universal”. Kenapa Allah memilih bahasa Arab? Bukan bahasa lain? Barangkali itu adalah hak “ketuhanan” Allah yang jelas tidak bisa kita kritisi untuk menafikannya. Meski demikian, pilihan Allah mengapa Al-Quran itu dalam bahasa Arab bisa dijelaskan secara ilmiah dengan beberapa point argument berikut:1. Bahasa Tertua Yang Terbukti Masih Aktif Rasulullah saw. dengan suatu mukjizat Ilahi, yang merupakan wujud dari rancangan azali (rancangan primordial) tampil dengan menggunakan bahasa Arab yang secara kebetulan merupakan salah satu dari empat bahasa yang sangat kaya dan berpengaruh dalam sejarah umat manusia. Hingga saat ini bahasa Arab masih tetap ada, sementara tiga bahasa lainnya, yaitu bahasa Sansekerta, Yunani, dan Romawi serta Latin telah mati. Di samping itu, bahasa Arab lah yang menjadi bahasa kitab suci yang masih aktif dipakai. Ia juga termasuk dari rumpun bahasa Semit yang masih bertahan dan berkembang. Bahkan Bible (Old Testament) yang diklaim bahasa aslinya bahasa Ibrani (Hebrew) telah musnah, sehingga tidak ada naskah asli dari Perjanjian Lama (PL). Meskipun begitu, menurut Isrâ’il Wilfinson, dalam bukunya Târîkh al-Lughât al-Sâmiyyah (History of Semitic Language), seperti yang dikutip Prof. Al-A‘zamî, ternyata bahasa asli PL itu tidak disebut Ibrani. Bahasa pra-pengasingan (pre-exilic language) yang digunakan oleh Yahudi adalah dialek Kanaan dan tidak dikenal sebagai Ibrani. Orang-orang Funisia (atau lebih tepatnya, orang-orang Kanaan) menemukan alfabet yang benar pertama kali ± 1500 S.M, berdasarkan huruf-huruf ketimbang gambar-gambar deskriptif. Semua alfabet yang berturut-turut seterusnya adalah utang budi pada, dan berasal dari, pencapaian Kanaan ini. New Testament (Gospel, Injil) yang diklaim bahasa aslinya adalah bahasa Yunani juga sudah hilang, sehingga tidak ada naskah asli dari Injil. Bahkan, ini bertentangan dengan bahasa Yesus, yang sama sekali tidak paham bahasa Yunani. Bukankah ini ‘mencederai’ saktralitas Injil yang diklaim sebagai ‘firman Tuhan’?Dan itulah rahasia mengapa Islam diturunkan di Arab dengan seorang nabi yang berbicara dalam bahasa Arab. Ternyata bahasa Arab itu adalah bahasa tertua di dunia. Sejak zaman nabi Ibrahim as, bahasa itu sudah digunakan. Bahkan sebagian ulama berpendapat bahwa bahasa Arab adalah bahasa umat manusia yang pertama. Logikanya sederhana, karena ada sebuah hadits yang menyebutkan bahwa bahasa ahli surga adalah bahasa Arab.Seperti keimanan umat Islam dan umat-umat agama samawi lainnya, asal-usul manusia juga dari surga, yaitu nabi Adam dan isterinya Hawwa yang keduanya pernah tinggal di surga. Wajar bila keduanya berbicara dengan bahasa ahli surga. Ketika keduanya turun ke bumi, maka bahasa kedua 'Bapak Ibu' itu adalah bahasa Arab, sebagai bahasa tempat asal mereka. Dan ketika mereka berdua beranak pinak, sangat besar kemungkinannya mereka mengajarkan bahasa surga itu kepada para putra-putri mereka, yaitu bahasa Arab.2. Bahasa Terkaya Sebagai bahasa yang tertua di dunia, wajarlah bila bahasa Arab memiliki jumlah kosa kata yang paling besar. Para ahli bahasa pernah mengadakan penelitian yang menyebutkan bahwa bahasa Arab memiliki sinonim yang paling banyak dalam penyebutan nama-nama benda. Misalnya untuk seekor unta, orang Arab punya sekitar 800 kata yang identik dengan unta. Untuk kata yang identik dengan anjing ada sekitar 100 kata. Maka tak ada satu pun bahasa di dunia ini yang bisa menyamai bahasa Arab dalam hal kekayaan perbendaharaan kata. Dan dengan bahasa yang lengkap dan abadi itu pulalah agama Islam disampaikan dan Al-Quran diturunkan.Selain itu, bahasa Arab dikenal memiliki banyak kelebihan, di antaranya:(1) Sejak zaman dahulu kala hingga sekarang bahasa Arab itu merupakan bahasa yang hidup, (2) Bahasa Arab adalah bahasa yang lengkap dan luas untuk menjelaskan tentang ketuhanan dan keakhiratan, (3) Bentuk-bentuk kata dalam bahasa Arab mempunyai tasrif (konjungsi), yang amat luas hingga dapat mencapai 3000 bentuk perubahan, yang demikian itu tak terdapat dalam bahasa lain. 3. Bahasa Penunjang Kekekalan Al-Qur’anAllah menurunkan Al-Qur’an kepada Rasulullah SAW. dalam bahasa Arab yang nyata (bilisanin ‘Arabiyyin mubinin), agar menjadi: mukjizat yang kekal dan menjadi hidayah (sumber petunjuk) bagi seluruh manusia di setiap waktu (zaman) dan tempat (makan); untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya: dari kegelapan “syirik” kepada cahaya “tauhid”, dari kegelapan “kebodohan” kepada cahaya “pengetahuan”, dan dari kegelapan “kesesatan” kepada cahaya “hidayah”.Tiga kesatuan poin agama Islam; risalah (Islam), kitab (Al-Qur’an) dan utusan Allah (Muhammad SAW), berjalan terus atas izin Allah sampai dunia ini hancur. Karena Islam adalah risalah (misi) yang universal dan kekal, maka mukjizatnya harus retoris (bayaniyyah), linguistik (lisaniyyah) yang kekal juga.Dan Allah telah berjanji untuk memelihara Al-Qur’an, seperti firman-Nya: “Sesungguhnya Kami yang menurunkan al-Dzikra (Al-Qur’an) dan Kami pula yang memeliharanya.” (Qs. 15: 9).Untuk itu diperlukan sebuah bahasa khusus yang bisa menampung informasi risalah secara abadi. Sebab para pengamat sejarah bahasa sepakat bahwa tiap bahasa itu punya masa eksis yang terbatas. Lewat dari masanya, maka bahasa itu akan tidak lagi dikenal orang atau bahkan hilang dari sejarah sama sekali.Maka harus ada sebuah bahasa yang bersifat abadi dan tetap digunakan oleh sejumlah besar umat manusia sepanjang masa. Bahasa itu ternyata oleh pakar bahasa adalah bahasa Arab, sebagai satu-satunya bahasa yang pernah ada dimuka bumi yang sudah berusia ribuan tahun dan hingga hari ini masih digunakan oleh sejumlah besar umat manusia. Maka tak ada satu pun bahasa di dunia ini yang bisa menyamai bahasa Arab dalam hal kekayaan perbendaharaan kata. Dan dengan bahasa yang lengkap dan abadi itu pulalah agama Islam disampaikan dan Al-Quran diturunkan.

KESIMPULAN / PENUTUP

Prof. Dr. H. Mujiya Rahardjo, Guru besar UIN Malang, saat memberikan mata kuliah Language Change in Social Perspective, menjelaskan: “…adalah fenomena; pergeseran suatau bahasa (pen: tercampur) bahasa asing.” Dan tidak menutup kemungkinan, lambat laun sebuah bahsa akan punah. Sebagai contoh, Mujia Raharjo memaparkan: tidak kurang dari 726 dari 746 bahasa daerah di Indonesia terancam punah. Itu artinya, saat ini tinggal 13 bahasa daerah yang dijadikan sebagai alat tutur oleh jumlah masyarakat di atas satu juta orang. Itupun sebagian besar dilakoni para generasi tua. Banyak sekali penyebab kepunahan suatu bahasa. Salah satunya, dan penulis setuju menjadikannya sebagai faktor utama adalah kurang atau bahkan tidak adanya nilai guna atau manfaat bagi kehidupan manusia. Dengan kata lain, jika suatu bahasa masih berguna, secara otomatis ia akan tetap eksis. Nilai guna bahasa selalu berbanding lurus dengan sinergitas dan perkembangannya. Sampai saat ini, nilai guna suatu bahasa terjadi pada dua titik utama; ekonomi dan sains. Merupakan keinginan semua insan berkelayakan hidup dalam bidang ekonomi. Maka wajar, segala upaya akan dilakukan oleh manusia untuk mensejahterakan kehidupannya. Hubungan serta komunikasi adalah satu cara utama mencapai maksud di atas. Bahasa, sebagai alat komunikasi berperan penting meningkatkan komunikasi tersebut. Maka tidak heran; saat ini bahasa Cina, Mandarin dan Jepang, menjadi bahasa faforit masyarakat untuk dipelajari. Tujuannya tidak lain, karena perkembangan ekonomi di negara-negara tersebut berkembang pesat, perhatian masyarakat dunia pun terarah ke sana, termasuk mampu dan aktif berkomunikasi dengan bahasa mereka.Demikian juga nilai guna sebuah bahasa di bidang sains, tekhnologi dan ilmu pengetahuan (IPTEK). Pada dimensi ini, bahasa sebagai media komunikasi akan terus hidup dan tumbuh seiring pertumbuhan IPTEK. Kaitannya dengan Al-Qur’an sebagai kitab ajaran dan petunjuk bagi umat Islam sepanjang zaman dan tempat, maka otomatis hal tersebut berimplikasi pada eksistensi dan perkembangan bahasa Arab. Meski bahasa Arab adalah bahasa yang rumit, namun bukanlah hal susah bagi umat Islam menghapalnya. Ini berbeda dengan kitab suci lain, sebagaimana Bible misalnya. Keuniversalan Al-Quran lainnya, dibuktikan dengan bagaimana Allah menjaganya melalui orang-orang alim dan yang memiliki kelebihan dalam menghapalkannya (tahfiz). Meski terdiri dari ribuan ayat, dalam sejarah, selalu saja banyak orang mampu menghapalnya secara cermat dan tepat, meskipun ia orang buta atau anak usia dini. Al-Quran, mudah dihapal atau dilantunkan dengan gaya apapun. Diakui atau tidak, ini berbeda dengan Bible atau Injil. Karena itu, setiap usaha apapun untuk menambah atau mengurangi Al-Quran baik yang dilakukan kalangan orientalis atau orang kafir, sepanjang sejarah selalu saja ketahuan. Jangan heran bila banyak umat Islam tiba-tiba ribut gara-gara ada Al-Quran palsu atau sengaja dipalsukan sebagaimana terjadi dalam kasus “The True Furqon.” Barangkali itulah cara Allah menjaganya.Dan hebatnya, para penghapal Al-Quran, setiap saat selalu saja lahir dan bisa ditemukan di seluruh dunia. Untuk yang seperti ini, di Indonesia, bahkan sudah sejak dulu banyak berdiri pesantren-pesantran tahfiidzul al-Qur’an. Sebaliknya, bagi kita, belum pernah mendengar ada orang Kristen atau Yahudi yang hapal keseluruhan kitab suci mereka, termasuk pendeta atau pastur sekalipun. Mengapa bisa demikian? Sekali lagi, inilah rahasia al-Qur’an dengan bahasa Arabnya. Penulis yakin, dengan alasan-alasan rasional di atas, Anda setuju untuk tidak merelatifkan bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an. Wallahu a‘lamu bi al-shawab.


17 Oktober 2008

PROFILKU


Pondok Pesantren Al-Munawwariyah didirikan oleh KH. Muhammad Maftuh Sa'id pada tanggal 7 Syawal 1402 H./ 28 Juli 1983 M, berlokasi di Desa Sudimoro RT/RW: 12/04 Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang. Sampai dengan tahun 2008 ini Pondok Pesantren Al-Munawwariyah telah mempunyai santri ± 1.200 orang.
Pada tanggal 10 Maret 1999, Pondok Pesantren Al-Munawwariyah telah mendirikan Yayasan Al-Munawwariyah, dengan Akte No.1, Notaris: H. Farchan Ismail, S.H.
Sebagai lembaga pengemban dunia pendidikan, Yayasan Al-Munawwariyah berkeinginan untuk lebih berperan aktif dalam peningkatan sumber daya manusia yang memiliki nilai kompetensi tinggi, menguasai IPTEK serta mampu menghasilkan produk unggul, berbudi luhur dan berakhlaq mulia. Untuk lebih mewujutkan keinginan tersebut maka pada Tahun Ajaran 2008/2009 Yayasan Al-Munawwariyah
telah membuka ; SMK alMUNAWWARIYAH Sudimoro Malang


SURAT KEPUTUSAN
No. 01/TPSMK/VI/2008

BISMILLAHIRROHMANIRROKHIM
TIM PERINTIS PENDIRIAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN alMUNAWWARIYYAH
(TP2 SMK alMUNAWWARIYYAH SUDIMORO MALANG)

Berdasarkan hasil rapat, pada Rabu, tanggal Dua Puluh Lima, bulan Juni, tahun Dua Ribu Delapan, di PP. AL-MUNAWWARIYYAH; Ketua Yayasan AL-MUNAWWARIYYAH dengan TP2 SMK alMUNAWWARIYYAH.
Dengan ini memutuskan Pembentukan TP2 SMK alMUNAWWARIYYAH, sbb;

Pelindung/Penasehat : K.H. Muhammad Maftuh Sa’id
Ketua : Ir. Saiful Affandie, Am.T.
Sekretaris : Noor Shodiq Askandar, SE, MM.
Bendahara : H. Moh. Munawwar S.Pd.
Anggota : - H. Fatchullah, SH.
- H. Ahmad Damiri
- Drs. H. Mujib Harun
- Ir. M. Farid Wadjdi, MP.
- Drs. H. Machmud Affandie MARC.

Selanjutnya TP2 SMK alMUNAWWARIYYAH untuk segera membentuk/mendirikan SMK alMUNAWWARIYYAH dengan masa kerja selama 1 (satu) tahun terhitung sejak Surat Keputusan ini dibuat, dan segera membuat laporan secara tertulis kepada Ketua Yayasan AL-MUNAWWARIYYAH setelah tugas dilaksanakan.

Demikian Surat Keputusan ini dibuat untuk diperhatikan dan dilaksanakan, semoga mendapat ridlo dari Allah SWT.

Ditetapkan di : Sudimoro Malang
Tanggal : 20 Jumadil Akhir 1429 / 25 Juni 2008
Ketua : Yayasan AL-MUNAWWARIYYAH






K.H. Muhammad Maftuh Sa’id
Tembusan:
- Pengurus Yayasan AL-MUNAWWARIYYAH
- Yang bersangkuatan



SURAT KEPUTUSAN
No. 02/TPSMK/VII/2008

BISMILLAHIRROHMANIRROKHIM
TIM DEWAN PENGEMBANG
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN alMUNAWWARIYYAH
(SMK alMUNAWWARIYYAH SUDIMORO MALANG)
Masa Bhakti 2008-2012

Berdasarkan hasil rapat, pada Rabu, tanggal Dua, bulan Juli, tahun Dua Ribu Delapan, di PP. AL-MUNAWWARIYYAH; Ketua Yayasan AL-MUNAWWARIYYAH dengan Tim Perintis Pendirian SMK alMUNAWWARIYYAH di Yayasan AL-MUNAWWARIYYAH.
Dengan ini memutuskan Pembentukan Tim Pengembang SMK alMUNAWWARIYYAH, sbb;

Ketua : K.H. Muhammad Maftuh Sa’id
Wakil Ketua : Noor Shodiq Askandar, SE, MM.
Sekretaris : H. Zulfan Syahansyah, S.Pdi.
Anggota : - Prof. H. A. Jusuf Imam Suja’i, MP.
- Prof. Dr. Hj. Nurhajati, MSi.
- Dr. H. Bashori Muchsin, MSi.
- H. Fatchullah, SH.
- H. Moh. Munawwar S.Pd.
- Moch. Farid, ST..
- Ir. Saiful Affandie, Am.T.

Demikian Surat Keputusan ini dibuat, semoga mendapat ridlo dari Allah SWT.

Ditetapkan di : Sudimoro Malang
Tanggal : 27 Jumadil Akhir 1429 / 2 Juli 2008
Ketua : Yayasan AL-MUNAWWARIYYAH





K.H. Muhammad Maftuh Sa’id
Tembusan:
- Pengurus Yayasan AL-MUNAWWARIYYAH
- Yang bersangkuatan




SURAT KEPUTUSAN
No. …./TPSMK/VII/2008

BISMILLAHIRROHMANIRROKHIM
Struktur Organisasi
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN alMUNAWWARIYYAH
(SMK alMUNAWWARIYYAH SUDIMORO MALANG)
Masa Bhakti 2008-2012

Berdasarkan hasil rapat, pada hari ……………., tanggal …………., bulan Juli, tahun Dua Ribu Delapan, di PP. AL-MUNAWWARIYYAH; Ketua Yayasan AL-MUNAWWARIYYAH dengan Tim Perintis Pendirian SMK alMUNAWWARIYYAH
Dengan ini memutuskan Pembentukan Struktur Organisasi SMK alMUNAWWARIYYAH masa bhakti 2008-2012, sbb;

Kepala Sekolah : Ir. Saiful Affandie, Am.T.
Waka I – Bid. Kurikulum : ……………………………………
Waka II – Bid. Keuangan/Prasas : ………………………………………
Waka III – Bid. Kesiswaan/Humas : ……………………………………...
Kepala Tata Usaha : ………………………………………
Bendahara : ………………………………………
Ketua Program TKJ : ………………………………………


Demikian Surat Keputusan ini dibuat, semoga mendapat ridlo dari Allah SWT.

Ditetapkan di : Sudimoro Malang
Tanggal : …..Jumadil Akhir 1429 / ….Juli 2008
Ketua : Yayasan Al-Munawwariyyah






K.H. Muhammad Maftuh Sa’id
Tembusan:
- Pengurus Yayasan AL-MUNAWWARIYYAH
- Yang bersangkuatan