30 Desember 2008

Meninggalkan 2008, Melangkah di 2009
Pergulatan Menuju Senayan dan Istana

Oleh Anies Baswedan *

Pergulatan menuju Senayan dan Istana 2008 diwarnai putusan MK yang membuat kompetisi politik menjadi aspiratif. Analisis akhir tahun bidang politik (seri terakhir) ditulis oleh Anies Baswedan.

---

Tahun 2008 merupakan tahun di mana aturan main pemilihan umum (pemilu) mengalami revisi. Ada progress untuk membuat sistem pemilu menjadi lebih sesuai aspirasi rakyat. Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi penutup tahun yang sangat baik. Yakni, putusan tentang penentuan calon anggota legislatif (caleg) terpilih hasil Pemilu 2009 berdasar suara terbanyak.

Putusan MK itu mengabulkan uji materi pasal 214 UU No 10/2008 tentang Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Menurut MK, pasal 214 tersebut inkonstitusional karena bertentangan dengan substansi kedaulatan rakyat sebagaimana diatur dalam UUD 1945.

MK mempertimbangkan, ketentuan pasal 214 yang menyatakan bahwa caleg terpilih adalah calon yang mendapat suara di atas 30 persen dari BPP atau menempati nomor urut lebih kecil bertentangan dengan makna substantif dan prinsip keadilan. Sebelum ada putusan MK tersebut, terjadi potensi oligarki partai yang dilanggengkan oleh DPR melalui UU Pemilu.

Putusan MK tersebut juga akan membawa perubahan dalam budaya memilih masyarakat Indonesia. Kecenderungan terjadinya split ticket voter menjadi lebih besar akibat putusan MK tersebut. Seorang pemilih bisa memilih caleg dari partai politik (parpol) yang berbeda-beda untuk setiap tingkat lembaga legislatif.

Misalnya, untuk DPR pusat, memilih caleg dari parpol A. Untuk DPRD provinsi, memilih caleg dari parpol B. Dan untuk DPRD kabupaten, memilih caleg dari parpol C. Cara memilih seperti itu sah menurut undang-undang. Toh, masing-masing surat suara untuk setiap tingkat lembaga legislatif dimasukkan ke dalam kotak suara yang berbeda.

Split ticket voter zaman dulu tidak pernah ada. Pada pemilu-pemilu sebelumnya, seorang pemilih biasanya akan memilih caleg dari parpol yang sama untuk DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten. Dari data Pemilu 1999 dan 2004, terjadinya split ticket voter sangat kecil, meski hal tersebut sudah dimungkinkan.

Sebab, caleg terpilih saat itu didasarkan pada nomor urut, bukan suara terbanyak. Dengan demikian, pemilih cenderung mengutamakan nama parpol daripada nama caleg. Dalam pemilu nanti, pemilih lebih memperhatikan nama caleg dibanding asal partai dalam menentukan pilihan politiknya.

Karena itu, sangat menarik mengamati kecenderungan pemilih melakukan split ticket pada Pemilu 2009. Seandainya split ticket itu benar-benar terjadi pada Pemilu 2009, berarti pemilu di Indonesia mengalami proses pendidikan politik yang luar biasa. Putusan MK memaksa publik melakukan split ticket tersebut.

Partai besar seperti Partai Golkar atau PDIP bisa jadi justru dirugikan dengan terjadinya split ticket. Misalnya, calegnya di tingkat DPRD dipilih, namun caleg yang di tingkat DPR pusat tidak dipilih karena tidak dikenal. Partai besar lebih diuntungkan jika publik tidak melakukan split ticket.

Pemilu 2009 masih akan didominasi parpol lama. Parpol baru yang memiliki potensi untuk berbicara banyak pada pemilu mendatang mungkin hanya Partai Gerindra dan Partai Hanura. Parpol baru lainnya hanya akan menambah daftar partai. Tidak akan mendapat dukungan luas dari publik.

Menuju Istana

Bagaimana konstelasi politik dalam perebutan kursi presiden dan wakil presiden? Tahun 2008 merupakan fase persiapan bagi calon pemimpin yang akan bertarung pada pemilu presiden dan wakil presiden 2009. Hampir bisa dipastikan tidak akan ada nama baru pada 2009.

Nama-nama yang muncul selama 2008 berpotensi lebih besar pada 2009. Nama-nama itu adalah Susilo Bambang Yudhoyono, Megawati Soekarnoputri, Sri Sultan Hamengku Buwono X, dan Prabowo Subianto. Mereka itulah yang selama ini menempati papan atas di berbagai survei polularitas.

Namun, di luar nama-nama tersebut, patut diperhitungkan juga satu nama yang belum dianggap sebagai kandidat, tapi memiliki basis politik yang kuat. Yakni, wakil presiden yang juga Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla.

Selama 2008, semua kandidat masih melakukan testing the water atau uji coba. Sebab, budaya politik di Indonesia masih didominasi budaya instan. Nama-nama yang muncul sekarang merupakan nama-nama wacana, kecuali Presiden Yudhoyono dan Megawati yang masing-masing memiliki porsi pendukung cukup besar. Selain dua tokoh tersebut, saat ini kekuatan masing-masing kandidat belum bisa dinilai. Kekuatan mereka baru bisa diukur menjelang hari pemilihan.

Sebagai gambaran, SBY pada pilpres 2004 tidak muncul dalam berbagai polling yang dilakukan sejumlah lembaga survei. Sebelum itu, SBY hanya menjadi kandidat cawapres terkuat. Bukan kandidat capres. Bukan tidak mungkin pada 2009 terjadi fenomena serupa. Kemungkinan itu tetap terbuka.

Demokrasi

Demokratisasi di Indonesia saat ini ditopang oleh berkembangnya demokrasi di tingkat lokal atau daerah. Yang menjadikan demokrasi langgeng di Indonesia adalah kemampuan demokrasi menghasilkan kebijakan dan langkah-langkah konkret pemerintahan yang sesuai aspirasi masyarakat. Bila demokrasi hanya memuaskan kaum elite, demokrasi tidak akan bertahan lama. Sebaliknya, kalau bisa memuaskan orang banyak, demokrasi akan bisa bertahan. Dalam demokrasi di Indonesia, yang menjadi pilar justru demokrasi di tingkat lokal.

Tahun 2008 menandai berakhirnya proses pemilihan kepala daerah (pilkada) di seluruh wilayah Indonesia, kecuali pemilihan gubernur di Jawa Timur yang masih menyisakan penghitungan ulang di Pamekasan serta pencoblosan ulang di Sampang dan Bangkalan.

Secara umum, seluruh daerah di Indonesia telah menyelesaikan pilkada secara langsung. Meski sebagian orang beropini pilkada ricuh, kenyataan sebenarnya pilkada yang damai lebih banyak terjadi. Yang ricuh hanya di sebagian kecil daerah. Tuntasnya pilkada pada 2009 menjadi fondasi terbesar dalam membangun demokrasi di Indonesia selanjutnya.

*. Anies Baswedan, rektor Universitas Paramadina Jakarta

25 Desember 2008

Kedamaian Hati

Kedamaian Hati Jelita.
Oleh: Rana Firdausi Nuzulia

Hijau itu mendamaikan apa yang kurasakan.
menenangkan apa yang terjadi hari ini
di balik kaca..,kumenerawangnya
dedaunan nan rindang itu kulihat lewat lensa
dan dalam hati ...mendamaikan jiwa ku yang sunyi.
Ketenangan sejati, ingin ku dapat hari ini.
Entah apa sebab ku lihat
celah cahaya menyilang dedaunan alam
hijau itu,melepaskan duka yang ada
dimana,seseorang melihat hati diri semakin resah
tapi.....rasa itu hanya terlukis dalam kelabu jiwa.
Disaat awan mulai berias di angkasa,
dan memancarkan merah emasnya dengan terbuka.....
hati kecilku tersenyum tanpa citra.
Yach !
Mungkin inilah kedamaianku.
Citra alamku menyatu dalam jiwa
bersama hijau alam Illahi ,ku kembali tenang.
Sayup hati ini saat menatapnya


* Siswi kelas X SMK alMunawwariyyah





14 Desember 2008

MENULIS...? KENAPA TIDAK ..!?

Menulis, Terapi yang Menyembuhkan
Oleh: Munawir Aziz*

Menulis pada hakikatnya merupakan aktivitas yang menggerakkan energi imajinatif nan mencerahkan. Akitivitas menulis tak hanya membuat sehat fisik dan mengukuhkan kekuatan jasmaniah, tetapi juga mencemerlangkan kehidupan. Menulis juga menjadi kekuatan untuk bertahan dari gempuran penyakit yang telah berakar dalam tubuh. Maka, dapat kita lacak dalam lanskap aras dunia kepenulisan termaktub nama-nama penulis yang berkarib dengan penyakit, namun tetap bugar.
Hal ini terekam dalam jejak kepenulisan pemikir wanita dari kaum muslim; Fatima Mernissi. Intelektual muslim yang lahir pada 1940 di Maroko ini banyak menulis buku yang melontarkan pertanyaan ''menggugat'' dan mencerahkan. Beberapa karyanya di antaranya, Beyond the Veil, Doing Daily Battle, Woman and Islam, The Forgotten Queens of Islam, Islam and Democracy, Dream of Trespass, dan beberapa yang lain.
Mernissi mengungkapkan bahwa menulis merupakan forum terbaik untuk menumpahkan apa saja yang mengganggu pikiran dan perasaan. Lebih lanjut Fatima Mernissi mewartakan kepada kita bahwa menulis dapat meningkatkan kualitas kesehatan manusia. Menulis secara istiqomah setiap hari lebih baik daripada operasi pengencangan wajah. ''Usahakan menulis setiap hari, niscaya kulit Anda akan menjadi segar kembali akibat kandungan manfaatnya yang luar biasa,'' ungkap Mernissi.
Aktivitas menulis yang getol dengan kajian bahasa dan menganyam kata secara detail dapat menjadikan tubuh ini bebas dari penyakit kronis. Menumpahkan gagasan dalam bentuk teks juga menjadi ''terapi'' yang menyembuhkan berbagai penyakit. Hal ini terekam dalam pengalaman Dahlan Iskan, CEO/Chairman Jawa Pos Group. Dahlan menuliskan pengalaman dan refleksi pribadinya setelah melakukan transpalantasi liver di Tiongkok. Esai-esainya itu kemudian dibukukan dengan judul Ganti Hati (JPBooks, 2007). Kumpulan esai itu menjadi anyaman tulisan yang rapi dan menjadi terapi bagi kesehatan Dahlan Iskan. Spirit kepenulisan yang didedahkan Dahlan Iskan tak hanya menjadi semangat bagi dirinya sendiri, tetapi juga menebar inspirasi bagi orang lain untuk menjadi penulis maupun mengarungi dahsyatnya cobaan kehidupan.
Penulis lain di negeri ini yang meneruskan jejak kreatif di tengah ganasnya virus penyakit adalah Pipiet Senja. Penulis perempuan yang produktif berkarya ini sejak kecil menderita leukimia; kanker darah yang mengancam jiwanya. Di tengah kegalauan akan penyakit yang dideritanya, Pipiet Senja memilih jalan kesunyian dengan membaca dan menulis buku. Pipiet mengisi waktu luangnya dengan menulis jejak kegelisahan dan gagasan yang bertebaran di pikirannya. Walaupun setiap minggu harus transfusi darah untuk penyegaran tubuh, akan tetapi semangat menulisnya tak pernah surut, justru menjadi gelombang ide yang membuatnya asyik menuliskan gagasan. Maka, dapat kita telusuri dalam jejak sejarah penerbitan negeri ini, karya Pipiet Senja telah bertebaran di mana-mana hingga ke pelosok tanah air. Dari pancangan semangat menulis itulah, Pipiet menjadi lebih tegar menghirup napas kehidupan.
Di ranah penulisan dunia, banyak penulis yang hidup di tengah kepungan penyakit ganas. Akan tetapi mereka justru bertahan dan melakukan terapi dengan menjadi penulis brilian. Christine Clifford, misalnya, seorang penulis besar yang mengidap kanker. Di tengah perawatan medis yang harus dijalaninya berbulan-bulan, dengan pancangan semangat yang kokoh, dia terus menulis dan lahirlah buku pertamanya, Not Now...I'm Having a No Hair Day!.
Tak lama kemudian, setelah sukses operasi, buku berikutnya lahir dari rahim gagasannya: Our Family Has Cancer, Too! Kedua buku itu menyabet sejumlah penghargaan dan beroleh sambutan luas publik internasional.
Menghalau Kabut
Dalam jagad intelektual dunia Islam, ada ribuan ulama yang menjadi penulis produktif serta memiliki gagasan cemerlang. Di antaranya Ibn 'Aqil, ulama yang sangat luas pandangannya dan memiliki spirit belajar yang tak pernah redup. ''Saya tidak meninggalkan mencari ilmu kecuali pada dua malam; malam pernikahan saya dan malam kematian orang tua saya,'' ujar Ibn Aqil perihal dunia keilmuan yang dicintainya.
Ibn 'Aqil dilahirkan di Baghdad pada 431 H/1039 M. Pada usia 15 tahun, dia sudah menghafal Alquran. Ketika orang tuanya meninggal pada tahun 447 H/1055, bangsa Saljuk mengepung Baghdad. Ibn Aqil merupakan salah satu ulama yang banyak memiliki guru dan mentor diskusi. Guru-gurunya antara lain Abu al-Thayyib al-Thabari (wafat 450 H/1058), al-Khatib al-Baghdadi (wafat 643 H/1071 M), Abu Ishaq al-Syirazi (wafat 476 H/1083 M), Abu Muhammad al-Tamimi (wafat 488 H/1095 M). Spirit pembelajaran, mendaras teks agama dari berbagai aliran pemikiran dan spirit menulis yang tinggi menjadikan Ibn 'Aqil seorang ilmuan yang luas kajian keilmuannya, elok perangainya, dan menjadi seorang yang tercerahkan.
Konsistensi menulis di tengah penderitaan dan ketekunan menelusuri jejak keindahan Tuhan dari kitab-kitab akan mendapatkan pencerahan dan kecemerlangan kesehatan. Maka, tak salah, apabila Khaled Abou el-Fadl (2002) mengungkapkan bahwa menulis sejatinya merupakan sarana untuk menyibak ''tipuan kabut''. Kabut yang menutupi kecemerlangan berpikir dan kabut tebal yang menyumbat aliran darah di tubuh, hingga menjadikan sakit.
Menulis merupakan agenda menjernihkan kesehatan diri dan tangga menuju kecemerlangan pemikiran.
* Peneliti di Cepdes Jakarta

12 Desember 2008

TULISAN SISWA


TERBELAKANGNYA PENDIDIKAN ISLAM
oleh : Adzkiya Hikam*

Mungkin sudah jamak diketahui bahwa negara kita,Indonesia,adalah sebuah negara dengan populasi muslim terbesar di dunia.Disana sini banyak kita jumpai muslim yang sedang beraktifitas.Mulai dari seorang pemulung yang tiap hari berkawan dengan sampah sampai seorang direktur perusahaan yang selalu dibalut jas dan pakaian-pakaian mewah.Masjid-masjid besar bertebaran disana-sini.Dari yang dihiasi kapur,sampai yang dihiasi emas di kubahnya.
Tapi begitu diamati,tak semua orang muslim sukses.Malah sebagian besar pemilik perusahaan adalah non-muslim.Para penganut Kristen,Katholik,dsb yang lebih berkuasa di jagad perbisnisan Indonesia.Padahal presiden kita adalah seorang muslim yang taat,yang mempunyai hubungan erat dengan salah satu pondok termasyhur di Indonesia,yaitu: Ponpes Tremas,Pacitan,Jawa Timur.Apa yang salah dengan orang muslim?Apakah dari diri mereka sendiri atau dari pendidikan yang tak bermutu di Indonesia? (Apa hubungan antara paragraf I dan II ?)
Terlepas dari persoalan di atas,penulis berpendapat bahwa rata-rata pendidikan Indonesia rusak karena pengaruh dunia barat.Tak pelak,hal ini menyebabkan keruhnya pikiran murid-murid.Tiap hari mereka menonton televisi tak terkontrol.Banyak tayangan silih berganti memenuhi ruang khayal mereka.Bayangkan,anak berusia 7 tahun (bahkan kurang) sudah mengetahui tentang pergaulan bebas.Malah mereka menggurui orang tua mereka.Sangat kontras dengan negara kita yang mayoritas muslim.
Semua itu tak lepas dari peran orang tua,lingkungan,dan juga teman bermain.Ada yang perhatian orang tua sangat cukup tapi lingkungan dan teman bermain tidak mendukung.Ada lagi yang lingkungan sangat mendukung tapi perhatian orang tua dan teman bermain tidak mendukung.Ada pula yang teman bermain mendukung,tapi lingkungan dan keluarga tidak mendukung.Bahkan yang lebih parah lagi,ketiga unsur tersebut tidak mendukung sama sekali.
Dapat kita bayangkan betapa besar peran ketiga unsur tersebut dalam membentuk manusia yang bermutu,baik dalam hal pendidikan dan kepribadian.
Kita tahu bahwa Islam adalah agama yang paling sempurna yang segala hal diajarkan didalamnya.Tapi mengapa dalam hal ajakan kebaikan,agama lain lebih berpegang teguh pada ajaran pembawa agama mereka.Sebagai contoh,ajaran Hindu-Buddha mengajarkan untuk menghormati orang lain (demikian pula Islam).Tapi kok lebih banyak penganut Hindu-Buddha yang lebih mengindahkan ajaran itu sedangkan orang Islam,hanya segelintir yang paham dam melaksanakannya.Haruskah kita orang Islam berguru pada mereka para Ahlinnaar?

Penulis merasa heran,bagaimana pendidikan Islam sangat jauh tertinggal kalau dulu pernah mencapai masa keemasannya.Jika dibandingkan,muslim zaman dulu sangat mendukung rencana perubahan yang dicanangkan penguasa Dinasti Abbasiyah.Sedangkan sekarang,orang muslim hanya berpikiran untuk menumpuk kekayaan.
Zaman dulu banyak sekali ilmuwan-ilmuwan muslim bermunculan.Mulai dari Ibnu Sina (Avicenna) dengan ilmu kedokterannya,Ibnu Rusyd (Averoes) dengan ilmu gravitasinya,Ibnu Khaldun dengan ilmu sosiologinya,Al -Khawarizmi dengan ilmu aljabarnya,dan masih banyak lagi ilmuwan Islam lain yang mengharumkan nama Islam di dunia ilmu pengetahuan.
Tapi,mengapa justru di zaman sekarang,dimana segala sesuatunya banyak menggunakan teknologi mutakhir,Islam kalah bersaing dengan non-Islam?Seakan-akan Islam tak pernah berkecimpung didalam dunia pengetahuan.
Yang membuat penulis semakin prihatin,mengapa di Indonesia tidak ada tanda-tanda kebangkitan ilmuwan Islam yang signifikan.Apakah ini menjadi tanda-tanda kehancuran Islam,agama yang membawa misi rahmatal lil 'alamin?



*Salah satu kelompok dari:
- Achmad Fajar Shadiq R.
- Sakti Wijanarko
- Dias Indra Agung A. (ketua)
- Eko Bakti Listiawan
- Alfian Sanjaka
- Nufyan Dwi Prayugo
- M.Nabil
- M.Salman Nabil
- Ghifari Husnul Khuluk

KONTRADIKSI DIALOG ANTAR PASANGAN

Masa sebelum pernikahan

Cowok : Akhirnya aku sudah menunggu saat ini tiba sejak lama
Cewek : Apakah kau rela kalau aku pergi ?
Cowok : Tentu Tidak!! Jangan pernah kau berpikiran seperti itu
Cewek : Apakah Kau mencintaiku ??
Cowok : Tentu !! Selamanya akan tetap begitu
Cewek : Apakah kau pernah selingkuh ??
Cowok : Dulu iya. Tapi sekarang, tak akan pernah melakukan hal itu lagi
Cewek : Maukah kau menciumku ??
Cowok : Ya ...

Cewek: Sayangku....
Setelah lima tahun pernikahan, baca percakapan tersebut, dari bawah ke atas.

07 Desember 2008

MISTERI '11'

MISTERI ANGKA SEBELAS


Bayangkan lalu cermati!
1) New York City memiliki 11 huruf.
2) Afghanistan memiliki 11 huruf.
3) Ramsin Yuseb (terroris yang menyerang twin tower pada 1993) memiliki 11 huruf.
4) George W Bush memiliki 11 huruf.
5) Twin tower membentuk angka 11.

Mungkin itu sebuah kebetulan, tetapi coba lihat :
1) New York adalah negara bagian ke 11
2) Pesawat pertama yang menabrak Twin Tower memiliki nomor penerbangan 11.
3) Pesawat itu mengangkut 92 penumpang, 9+2 = 11.
4) Pesawat 1 lagi yang menabrak Twin Tower mengangkut 65 penumpang, 6+5= 11.
5) Tragedi itu terjadi pada 11 September, 9/11, 9+1+1 = 11
6) Tanggalnya sama dengan pelayanan darurat Amerika yaitu 911, 9+1+1 = 11.

Masih kebetulan? Baca ini lagi untuk membangkitkan pemikiran kamu :
1) Kejadian ini adalah kecelakaan pesawat ke 254, 2+5+4 = 11.
2) September 11 adalah hari ke 254 dlm tahun itu, 2+5+4 = 11.
3) Pemboman Madrid terjadi pada tgl 3/11/2004, 3+1+1+2+4 = 11.

Masih kebetulan, Nah sekarang adalah bukti yang paling mantap :
The most recognized symbol for the US , after the Stars & Stripes, is the Eagle. The following verse is taken from the Quran, the Islamic holy book:"For it is written that a son of Arabia would awaken a fearsome Eagle. The wrath of the Eagle would be felt throughout the lands of Allah, while some of the people trembled in despair still more rejoiced: for the wrath of the Eagle cleansed the lands of Allah and there was peace."That verse is number 9.11 of the Quran.

Masih tidak percaya? Silakan coba yang ini, akan membuat bulumu berdiri :
Buka Microsoft Word dan lakukan seperti yang dibawah :
1. Ketik Q33 NY, ini adalah nomor penerbangan pesawat pertama yang menabrak Twin Towers .
2. Highlight/Terangkan Q33 NY.
3. Ganti ukuran Font menjadi 48.
4. Ganti jenis Font menjadi WINGDINGS 1
APA YANG KAMU LIHAT ????

02 Desember 2008

TUHAN SEMBILAN SENTI

Tuhan Sembilan Senti
Oleh: Taufiq Ismail
Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok,tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,Di sawah petani merokok, di pabrik pekerja merokok, di kantor pegawai merokok, di kabinet menteri merokok, di reses parlemen anggota DPR merokok, di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok, hansip-bintara- perwira nongkrong merokok, di perkebunan pemetik buah kopi merokok, di perahu nelayan penjaring ikan merokok, di pabrik petasan pemilik modalnya merokok, di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu- na'im sangat ramah bagi perokok,tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok, di ruang kepala sekolah ada guru merokok, di kampus mahasiswa merokok, di ruang kuliah dosen merokok, di rapat POMG orang tua murid merokok, di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya apakah ada buku tuntunan cara merokok,Di angkot Kijang penumpang merokok, di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk orang bertanding merokok, di loket penjualan karcis orang merokok, di kereta api penuh sesak orang festival merokok, di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok, di andong Yogya kusirnya merokok, sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok,tapi tempat cobaan sangat berat bagi orang yang tak merokok,Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,Di pasar orang merokok, di warung Tegal pengunjung merokok, di restoran di toko buku orang merokok, di kafe di diskotik para pengunjung merokok,Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan abab rokok, bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita di kamar tidur ketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok,Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul saling menularkan HIV-AIDS sesamanya, tapi kita tidak ketularan penyakitnya. Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok di kantor atau di stopan bus, kita ketularan penyakitnya. Nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS,Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia,dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu, bisa ketularan kena,Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok, di apotik yang antri obat merokok, di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok, di ruang tunggu dokter pasien merokok, dan ada juga dokter-dokter merokok,Istirahat main tenis orang merokok, di pinggir lapangan voli orang merokok, menyandang raket badminton orang merokok, pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok, panitia pertandingan balap mobil, pertandingan bulutangkis, turnamen sepakbola mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok,Di kamar kecil 12 meter kubik, sambil 'ek-'ek orang goblok merokok, di dalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh orang goblok merokok, di ruang sidang ber-AC penuh, dengan cueknya, pakai dasi, orang-orang goblok merokok,Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu- na'im sangat ramah bagi orang perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh, duduk sejumlah ulama terhormat merujuk kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa. Mereka ulama ahli hisap. Haasaba, yuhaasibu, hisaaban. Bukan ahli hisab ilmu falak, tapi ahli hisap rokok. Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselip berhala-berhala kecil, sembilan senti panjangnya, putih warnanya, ke mana-mana dibawa dengan setia, satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya,Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang, tampak kebanyakan mereka memegang rokok dengan tangan kanan, cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri. Inikah gerangan pertanda yang terbanyak kelompok ashabul yamiin dan yang sedikit golongan ashabus syimaal?Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu. Mamnu'ut tadkhiin, ya ustadz. Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz. Kyai, ini ruangan ber-AC penuh. Haadzihi al ghurfati malii'atun bi mukayyafi al hawwa'i. Kalau tak tahan, di luar itu sajalah merokok. Laa taqtuluu anfusakum.Min fadhlik, ya ustadz. 25 penyakit ada dalam khamr. Khamr diharamkan. 15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi). Daging khinzir diharamkan. 4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok. Patutnya rokok diapakan?Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz. Wa yuharrimu 'alayhimul khabaaith. Mohon ini direnungkan tenang-tenang, karena pada zaman Rasulullah dahulu, sudah ada alkohol, sudah ada babi, tapi belum ada rokok.Jadi ini PR untuk para ulama. Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok, lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan, jangan,Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini. Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu, yaitu ujung rokok mereka. Kini mereka berfikir. Biarkan mereka berfikir. Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap, dan ada yang mulai terbatuk-batuk,Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini, sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok. Korban penyakit rokok lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas, lebih gawat ketimbang bencana banjir, gempa bumi dan longsor, cuma setingkat dibawah korban narkoba,Pada saat sajak ini dibacakan, berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita, jutaan jumlahnya, bersembunyi di dalam kantong baju dan celana, dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna, diiklankan dengan indah dan cerdasnya,Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri, tidak perlu ruku' dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini, karena orang akan khusyuk dan fana dalam nikmat lewat upacara menyalakan api dan sesajen asap tuhan-tuhan ini,Rabbana, beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.